Kamis, 15 Januari 2009

ORGANISASI PEMBELAJAR

Kita telah memasuki era ketiga yang disebut juga dengan era pengetahuan, pada era ini pengetahuan manusia telah menjadikannya sebagai modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan organisasi.

Ciri era pengetahuan adalah :

1. Informasi cepat, aksesibilitas tinggi, cepat usang
2. Permasalahan makin kompleks
3. Perubahan di bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya

Daniel Goleman mengatakan bahwa dunia kerja membutuhkan 80 % orang yang memiliki kecerdasan emosional, dan hanya 20% kecerdasan intelektual., untuk mengintegrasikannya diperlukan kecerdasan spiritual, yang berbicara mengenai pemaknaan hakikat kerja bagi manusia.

Menurut Peter Senge umur rata-rata perusahaan kelas dunia yang masuk daftar Fortune 500, rata2 hanya 40 -50 thn.
Penyebab umur pendek perusahaan, umumnya karena tidak mampu belajar dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.
Arie de Geus 1997 dalam bukunya The Living Company, mengatakan bahwa kebanyakan perusahaan yang tidak mampu berubah dikarenakan kebodohan para manajer dan karyawannya.Untuk mengatasi kebodohan diperlukan perubahan mindset, dan menurut Gde Prama memiliki derajat kesulitan yang lebih tinggi daripada sekadar mengubah teknologi dan variabel lain yang bersifat fisik, hal ini karena manusia sulit untuk melupakan keberhasilan masa lalu yang telah melahirkan comfortable zone of mind.

Permasalahannya sangat halus ada dalam paradigma berfikir, untuk selamat dari jebakan tersebut , manusia harus mampu membekali diri untuk beradaptasi dengan perubahan yang tengah terjadi.

Organisasi pembelajar menuntut suasana kerja yang kondusif
Dalam tatanan dunia yang baru ini , manusia adalah pelaku utama yang merupakan sumber penghasil teknologi yang menentukan keberhasilan suatu organisasi.

Manusialah merupakan mesin utama penghela organisasi, oleh karena dalam lingkungan seperti itu modal utama dalam suatu organisasi adalah trust atau rasa saling percaya.

Pada era kini, kita perlu menyadari dan meyakini pentingnya manajemen serta kepemimpinan yang memiliki tata nilai yang sarat dengan hubungan kemanusiaan, sehingga mampu memunculkan potensi sumberdaya insani (teknologi yang bersumber dari pengetahuan manusia) untuk kemudian mengembangkannya kearah pencapaian sasaran dan visi organisasi masa depan.

Resep Organisasi berumur panjang

Mengapa ada banyak organisasi berumur panjang.menurut penelitian Ellen de Rooij di belanda mengindikasikan rata-rata umur perusahaan di eropa berkisar antara 10 sd 12,5 tahun.
Namun diantaranya ada yang berumur amat panjang seperti perusahaan Stora di Swedia yang berumur 800 tahun, Sumitomo 400 tahun, Du Pont 195 tahun.

Resep umur panjang perusahaan itu antara lain:
1. Sensitif terhadap lingkungan
2. Memiliki identitas dan jati diri yang kuat
3. Memiliki sikap toleran terhadap perbedaan dan mampu mendelegasi kewenangan berdasarkan rasa saling percaya
4. Melaksanakan manajemen investasi yang rasional

Organisasi tradisional terlalu menempatkan manusia selaku makhluk rasional logical dan melupakan sisi emosi, yang sebenarnya merupakan sumber spirit penentu efektifnya potensi intelektual seseorang. Sisi emosi sebenarnya sumber kompetensi kerja seseorang, jika gagal mengelolanya akan menjadi penyebab runtuhnya suatu organisasi.

Organisasi masa depan dituntut untuk mampu berfungsi sebagai sumber pemberi makna dalam kehidupan karena memiliki sasaran yang seimbang antara mengejar kesejahteraan duniawi dengan kegiatan yang peduli etika bisnis, kelestarian lingkungan serta tanggung jawab sosial.

Organisasi pembelajar akan dihuni oleh individu-individu yang mampu belajar untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan individualnya yang kemudian akan di transformasikan untuk meningkatkan nilai tambah organisasinya.

Organisasipun dituntut harus mampu mengikuti prinsip-prinsip hukum sosial dan hukum alam .

Manusia akan mampu menjaga peran dan fungsinya sebagai manusia jika ia mampu menjaga fitrah dirinya, dalam arti tidak melanggar hukum-hukum alam dan sosial yang mengatur kehidupannya baik fisik, sosial maupun rohaninya.

Organisasi yang baik dituntut kepekaan yang serupa. Oleh sebab itu organisasi dituntut untuk lebih fleksibel, kreatif dan mampu belajar secara harmonis layaknya sebuah oekestra., yang tetap kompak pada aturan main yang disepakati.

Perubahan adalah perubahan pola pikir

Perubahan memerlukan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengubah, terutama mengubah diri dan keluarganya yang kemudian memberi pelayanan kepada masayarakatnya (servant leader).

Hakekatnya memimpin adalah melayani yang dipimpinnya untuk menuju perubahan jiwa.
Keberhasilan suatu perubahan bukan ditentukan oleh canggihnya metode dan teknik rekayasa, namun lebih ditentukan oleh adanya komitmen dan kompetensi dari manusia yang terlibat dalam pekerjaan sehari-hari.

Suatu perubahan sering gagal karena tidak memiliki kepastian arah. Hal ini terutama karena pimpinan organisasi tak memiliki visi atau tidak mampu menunjukkan visi atau arah kemana perubahan akan dituju, serta apa peran masing-masing bidang untuk menuju visi dan sasaran perubahan.

Kebanyakan organisasi menganggap bahwa perubahan cukup dilakukan dengan melakukan penyesuaian sistem manajemen dan teknologi, yang pada dasarnya hanya bersifat pakaian. Perubahan organisasi selain menyentuh unsur fisik juga harus menyentuh unsur pikiran dan kalbu yang berperan dalam mengendalikan kamauan dan kemampuan manusia untuk melaksanakan perubahan.

Kompetensi Generik Pekerja

Menghadapi tantangan dunia kerja saat ini, pekerja tidak cukup hanya dengan kemampuan intelektualnya saja (hard skill) tetapi juga perilaku kerja yang baik (soft skill)..
Kompetensi generik yang harus dikembangkan dari seorang pekerja adalah :

Kompetensi intelektual ,
Berupa kemampuan berprestasi, pengelolaan kerja, inisiatif, penguasaan informasi, berfikir analisis, konseptual, memiliki keahlian praktikal, kemampuan berkomunikasi.

Kompetensi Emosional,
Berupa kemampuan menguasai diri, mampu memahami dan mendengarkan dan menanggapi orang lain, kepedulian atas kepuasan pelanggan, pengendalian diri, percaya diri
Kemampuan beradaptasi, memiliki komitmen pada organisasi.

Kompetensi Sosial,
Berupa kemampuan ,membangun simpul-simpul kerjasama cerdas dan hangat dengan orang lain, kemampuan membangun hubungan kerja, mengembangkan orang lain, mengarahkan bawahan, kerjasama tm, kepemimpinan kelompok, kemampuan mempengaruhi dan kesadaran berorganisasi.

Membangun Motivasi
Mengukur pekerja secara sederhana dapat dilihat dari dua aspek yakni kemampuan dan kemauan, jikalau kemampuan merupakan pakaian maka kemauan berada dilatar dalam, berada di pusat kompetensi nya pekerja. Dalam psikologi kemauan bersandar pada motivasi .
Ian Marshall dalam bukunya Spiritual Capital menjelaskan motivasi adalah iadalah atraktor atau paradigma utuh mencakup :
• Perilaku
• Emosi
• Sikap
• Asumsi
• Nilai
• Proses berfikir dan
• Strategi

Kompetensi dasar yang diperlukan di era global

Ada 10 kompetensi generik pekerja yang dibutuhkan organisasi masa kini yaitu:
1. kompetensi lingkungan
2. kemampuan analitik, untuk menganalisa peluang pasar
3. kompetensi strategik, analisa kedepan
4. kompetensi fungsional, yakni kemampuan merancang program untuk mengantisipasi peluang dan perubahan.
5. kompetensi manajerial
6. kompetensi profesi, keahlian di bidang tertentu
7. kompetensi sosial, kemampuan adaptasi lingkungan
8. kompetensi intelektual, berupa daya nalar kritis
9. kompetensi perilaku
10.kompetensi individual berupa kemampuan memanfaatkan keunggulan diri.

Dari berbagai sumber

Rabu, 07 Januari 2009

Kembali Ke Jati Diri


 31 Tahun untuk usia manusia bisa dikatakan baru mulai memasuki masa dewasa dan masa pematangan pembentukan karakter yang akan menentuka perjalanan nasibnya kemudian. 

31 tahun untuk sebuah perusahaan juga bisa dikatakan sebagai masa memasuki alam ‘kedewasaan’ dan ‘kematangan’ . Karena mulai mengkristalnya karakter yang akan menentukan nasibnya di masa yang akan datang.

Kalau  dianggap sebagai bahtera,ia sebenarnya tengah melayari lautan yang tenang dan teduh serta banyak ikan, tetapi bahtera ini tidak memiliki pengalaman menghadapi badai dan gelombang laut ganas yang bisa menenggelamkan bahtera  , para crew/ tak pernah merasakan mabuk laut karena tidak ada gelombang  semuanya serba nyaman tentram,sehingga tidak perlu sikap ‘grasa-grusu’,karena kemanapun haluan di arahkan lautnya tenang.

Dilihat dari perspektif ini,bisa di katakan sebenarnya kita mendapat rahmat Tuhan,dititipi sebuah perusahaan yang bebas krisis dari pengaruh krisis eksternal , krisis moneter tahun 1998 dan insya Allah kebal juga terhadap krisis ekonomi gobal , sementara banyak perusahaan lain yang terpaksa harus di tutup,dan mem-phk para karyawannya.

Saking nyamannya bahtera ini ,melayari waktu,hampir-hampir penumpangnya lupa mensyukuri nikmat  Tuhan kepada sampai menjadi  asyik sendiri olah pikir keluar diri,lupa olah rasa   kedalam dirinya, melahirkan mentalitas,penuntut, mentalitas ‘out side in’,mentalitas “aku dapat apa?”tak pernah puas.

Aktivitas kerja menjadi aktivitas transaksional yang sepenuhnya rasional, padahal aktivitas kerja juga memiliki kaitan spiritual yang harus di maknai sebagai suatu bagian pengabdian kepada yang di Atas.

Mensyukuri nikmat Tuhan ini, seharusnya di kembalikan untuk 3 pilar stake holder generik ,yang yakni pemilik perusahaan ,sebagai pihak yang telah merelakan modalnya untuk dikelola sehingga bisa member lapangan kerja kepada kita, membuat kita bisa hidup layak terhomat dan berguna ,  pantaslahnya kita berterima kasih dengan segenap akal budi memuliakannya,melalui pemberian nilai tambah perusahaan dan keuntungan materil maupun non materil.

Pilar kedua yang berhak mendapatkan pemuliaan tentulah  para pekerjanya yang karena melalui sentuhan akal budinya ,terwujudlah nilai tambah  manfaat perusahaan yang kegunaannya dinikmati oleh semua pihak,baik langsung maupun tidak .

Yang ketiga yang merupakan titik fokus utama adalah customer, pelanggan yang karena loyalitasnya menggunakan produk perusahaan kita, membuat kita mampu berdiri hingga saat ini dalam kondisi “coing concern” .

Menilik pentingnya 3 pilar utama perusahaan tersebut diatas ,maka pada tempatnya kalau segenap energi rasa syukur kita , sepantasnya di arahkan dalam peng khidmatan  kepada mereka melalui pelayanan prima..  
Inilah jati diri perusahaan yakni menjadi servant leader, pemimpin yang melayani, nilai nilai pelayanan inilah yang penting untuk dikembangkan sehingga menjadi karakter dan budaya perusahaan.

Pembentukan karakter hanya bisa dilakukan bila memiliki nilai dan dorongan  motivasi yang kuat dari segenap komponennya yang dipengaruhi oleh pertama kejelasan tujuan, visi dan misi perusahaan, serta  adanya tantangan yang  bukan merupakan tantangan kosong, tetapi realistis , karena ini diperlukan untuk mempertahankan spirit perubahan.
Kemudian  team sukses yang ada  memiliki kejelasan wewenang dan tanggung jawab, agar bisa berjalan optimal . Hal lain yang tak kalah penting untuk mencapai suatu keberhasilan, perlu ada semangat  kebersamaan agar bisa mewujudkan kerjasama yang optimal , perlu ada rasa guyub, saling dukung tanpa saling menyalahkan, semangat kerjasama ibarat sinyal hand phone harus bagus karena tanpa network dan sinyal, sebaik apapun tujuan tidak akan tercapai optimal.

Last but not least merupakan perkara yang paling fundamental untuk menyusuri suatu perubahan, memerlukan suatu leadership, kepemimpinan yang memberi semangat dan dorongan sehingga akan  muncul gairag dicintai dan mencintai terhadap yang dipimpinnya , sehingga akan mampu  menarik jiwa-jiwa untuk berubah, hijrah menuju suatu aras baru yang menjanjikan harapan bagi kemuliaan hidup.
menjadi suatu prima causa bahwa, manusia itu tidak bisa diatur, yang diatur adalah benda, makhluk lainnya, sedangkan manusia hanya perlu dipimpin, itu sebabnya Tuhan menurunkan banyak nabi-nabi dalam sejarah manusia, ini tidak lain agar manusia dipimpin kejalan makna dan nilai tambah.