Selasa, 02 September 2008

Less Lead, Much Manage


Sedikit memimpin , tapi kebanyakan mengelola atau memenej. Seorang rekan mengomentari cara kerja kita diperusahaan, yang seakan akan berputar-putar disitu saja tidak maju-maju.

Dia bilang beda manage dengan take a lead , atau beda antara memimpin dengan mengelola, adalah bahwa memimpin tipikalnya adalah do the right things , melakukan suatu yang benar. Disini yang dipersoalkan adalah menyangkut soal baik dan buruk . Kebaikan dan kebenaran atau truth menjadi tujuan yang dicapai, karena ia menjanjikan kemuliaan / glory sedang keburukan harus ditinggalkan karena ia menyebabkan kehinaan / disgrace.

Untuk mencapai kebenaran yang menjadi tujuannya. Seorang pemimpin dituntut memiliki trust, baik dari orang-orang yang dipimpinnya maupun kepada orang orang dipimpinnya. Hubungan pemimpin dan yang dipimpinnya adalah trust.

Trust dicapai jika seseorang telah mencapai pribadi yang memiliki integritas.jika level trust masyarakat dengan pemimpinnya tinggi dan sebaliknya, maka kemajuan akan dicapai dalam tatanan masyarakat seperti itu. Sebaliknya terjadi dekadensi dalam kehidupan jika tiada tingkatnya trust rendah .

Adapun mengelola atau manajemen titik beratnya adalah melakukan sesuatu secara benar , do the things right. Disini yang dipersoalkan adalah benar dan salah khususnya dalam aras pengaturan sumber daya, agar supaya bisa efisien dan efektif, atau tepat guna dan berhasil/berdaya guna, yang menjadi tujuan disini, adalah optimasi yakni hasil terbaik berbanding sumber daya yang telah dikeluarkan.

Karena hanya fokus pada pengaturan di aras sumberdaya, maka manajemen peduli pada proses, bisa dikatakan process oriented, sehingga jika kebanyakan mengelola atau overly manage, menyebabkan suatu organisasi bisa jalan ditempat meskipun tetap sehat, ini bisa diibaratkan orang yang melakukan treadmill , yang memenuhi semua parameter sehat maka ia akan menjadi sehat, meskipun dia tidak kemana-mana. Effort / usaha yang dilakukan sama dengan orang yang berjalan atau bahkan berlari, bedanya dia berlari tetapi ditempat. Penyakit yang sering timbul dengan organisasi model begini adalah kejenuhan.

Tentu saja antara memimpin dan mengelola dua hal yang berbeda tetapi dalam prakteknya tidak bisa dipisahkan. Agar organisasi bisa bergerak maju, diperlukan tindakan kepemimpinan atau leading atau bobot memimpin harus lebih banyak dibanding dengan mengelola.

Ibarat dalam satu kapal, maka nakhodalah yang menentukan kapal akan kemana dan berlabuh dimana, sedang first officer mengatur pembagian tugas dan petugas dan distribusi sumber daya agar bisa sampai ketujuan.

Kalau kapal sudah berlayar tapi kemudian terkatung-katung ditengah lautan karena nakhoda tidak tahu harus kemana, itu sama dengan organisasi yang pemimpinnya tidak mempunyai visi, atau visinya tidak jelas, maka organisasi jadi stgnan, tidak bertumbuh meskipun pekerjanya bisa tetap tenang, karena terus disibukkan dengan proses-proses yang menyita waktu tenaga.

Sudah menjadi tabiat alam semesta kalau jiwa yang tidak bertumbuh dan diam lama kelamaan akan mengalami atrofi, proses pembusukan. Jiwa harus tumbuh, oleh karenanya dia butuh pemimpin yang memiliki visi yang bisa menggerakkan seluruh energi jiwa agar bisa bergerak kedepan untuk menggapai nilai-nilai baru yang berguna bagi kehidupan.