Rabu, 07 Januari 2009

Kembali Ke Jati Diri


 31 Tahun untuk usia manusia bisa dikatakan baru mulai memasuki masa dewasa dan masa pematangan pembentukan karakter yang akan menentuka perjalanan nasibnya kemudian. 

31 tahun untuk sebuah perusahaan juga bisa dikatakan sebagai masa memasuki alam ‘kedewasaan’ dan ‘kematangan’ . Karena mulai mengkristalnya karakter yang akan menentukan nasibnya di masa yang akan datang.

Kalau  dianggap sebagai bahtera,ia sebenarnya tengah melayari lautan yang tenang dan teduh serta banyak ikan, tetapi bahtera ini tidak memiliki pengalaman menghadapi badai dan gelombang laut ganas yang bisa menenggelamkan bahtera  , para crew/ tak pernah merasakan mabuk laut karena tidak ada gelombang  semuanya serba nyaman tentram,sehingga tidak perlu sikap ‘grasa-grusu’,karena kemanapun haluan di arahkan lautnya tenang.

Dilihat dari perspektif ini,bisa di katakan sebenarnya kita mendapat rahmat Tuhan,dititipi sebuah perusahaan yang bebas krisis dari pengaruh krisis eksternal , krisis moneter tahun 1998 dan insya Allah kebal juga terhadap krisis ekonomi gobal , sementara banyak perusahaan lain yang terpaksa harus di tutup,dan mem-phk para karyawannya.

Saking nyamannya bahtera ini ,melayari waktu,hampir-hampir penumpangnya lupa mensyukuri nikmat  Tuhan kepada sampai menjadi  asyik sendiri olah pikir keluar diri,lupa olah rasa   kedalam dirinya, melahirkan mentalitas,penuntut, mentalitas ‘out side in’,mentalitas “aku dapat apa?”tak pernah puas.

Aktivitas kerja menjadi aktivitas transaksional yang sepenuhnya rasional, padahal aktivitas kerja juga memiliki kaitan spiritual yang harus di maknai sebagai suatu bagian pengabdian kepada yang di Atas.

Mensyukuri nikmat Tuhan ini, seharusnya di kembalikan untuk 3 pilar stake holder generik ,yang yakni pemilik perusahaan ,sebagai pihak yang telah merelakan modalnya untuk dikelola sehingga bisa member lapangan kerja kepada kita, membuat kita bisa hidup layak terhomat dan berguna ,  pantaslahnya kita berterima kasih dengan segenap akal budi memuliakannya,melalui pemberian nilai tambah perusahaan dan keuntungan materil maupun non materil.

Pilar kedua yang berhak mendapatkan pemuliaan tentulah  para pekerjanya yang karena melalui sentuhan akal budinya ,terwujudlah nilai tambah  manfaat perusahaan yang kegunaannya dinikmati oleh semua pihak,baik langsung maupun tidak .

Yang ketiga yang merupakan titik fokus utama adalah customer, pelanggan yang karena loyalitasnya menggunakan produk perusahaan kita, membuat kita mampu berdiri hingga saat ini dalam kondisi “coing concern” .

Menilik pentingnya 3 pilar utama perusahaan tersebut diatas ,maka pada tempatnya kalau segenap energi rasa syukur kita , sepantasnya di arahkan dalam peng khidmatan  kepada mereka melalui pelayanan prima..  
Inilah jati diri perusahaan yakni menjadi servant leader, pemimpin yang melayani, nilai nilai pelayanan inilah yang penting untuk dikembangkan sehingga menjadi karakter dan budaya perusahaan.

Pembentukan karakter hanya bisa dilakukan bila memiliki nilai dan dorongan  motivasi yang kuat dari segenap komponennya yang dipengaruhi oleh pertama kejelasan tujuan, visi dan misi perusahaan, serta  adanya tantangan yang  bukan merupakan tantangan kosong, tetapi realistis , karena ini diperlukan untuk mempertahankan spirit perubahan.
Kemudian  team sukses yang ada  memiliki kejelasan wewenang dan tanggung jawab, agar bisa berjalan optimal . Hal lain yang tak kalah penting untuk mencapai suatu keberhasilan, perlu ada semangat  kebersamaan agar bisa mewujudkan kerjasama yang optimal , perlu ada rasa guyub, saling dukung tanpa saling menyalahkan, semangat kerjasama ibarat sinyal hand phone harus bagus karena tanpa network dan sinyal, sebaik apapun tujuan tidak akan tercapai optimal.

Last but not least merupakan perkara yang paling fundamental untuk menyusuri suatu perubahan, memerlukan suatu leadership, kepemimpinan yang memberi semangat dan dorongan sehingga akan  muncul gairag dicintai dan mencintai terhadap yang dipimpinnya , sehingga akan mampu  menarik jiwa-jiwa untuk berubah, hijrah menuju suatu aras baru yang menjanjikan harapan bagi kemuliaan hidup.
menjadi suatu prima causa bahwa, manusia itu tidak bisa diatur, yang diatur adalah benda, makhluk lainnya, sedangkan manusia hanya perlu dipimpin, itu sebabnya Tuhan menurunkan banyak nabi-nabi dalam sejarah manusia, ini tidak lain agar manusia dipimpin kejalan makna dan nilai tambah.


1 komentar:

  1. 31 tahun usia perusahaan sudah selayaknya membawa perubahan karakter untuk menciptakan budaya perusahaan.

    Bukankah perubahan terjadi setiap saat ? Dalam hitungan bulan, hari bahkan sampai hitungan jam dan detik?

    Sebetulnya perubahan karakter bukan sesuatu yang menakutkan meski belum tentu juga menggembirakan. Tapi jelas sesuatu yang pasti. Ada yang terjadi secara alamiah dan di luar kuasa kita, ada juga yang berubah karena campur tangan dan ulah manusia, baik sengaja maupun tidak sengaja.

    Perubahan karakter, pengertiannya secara umum, termasuk perubahan oleh perilaku dan campur tangan manusia, jadi perubahan karakter harus disengaja. Tujuannya selalu untuk kebaikan dan kemajuan, untuk siapapun.

    Lantas kalau hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan....bukan karena tujuannya tidak baik, tapi karena proses dan eksekusinya yang belum benar dan lambat.

    Sebabnya?
    Biasanya karena terburu-buru dan reaktif. Tidak cukup analisis dan referensi. Kurang pikir dan kurang peka. Ini terjadi karena Industri dari perusahaan tersebut banyak dicampuri oleh aturan yang tidak tegas dan kaku dari regulatornya.

    Tragisnya, "mereka" yang duduk sebagai regulator di negeri tidak memahami bahwa sesuatu keputusan yang akan diambil dalam Industri perusahaan ini selalu membutuhkan proses yang lama dan berliku - liku. Hal ini yang akan menimbulkan kesan Visi dan misi perusahaan menjadi remang – remang dan tidak mempunyai tantangan yang realistis.

    Walahuallam bi shawab

    BalasHapus