Rabu, 04 Maret 2009

Rombongan Bikers


Pada suatu jamuan makan malam bersama dengan para pemenang penilaian kinerja di sebuah perusahaan besar, direksi dan para pemenang , saling bertukar pikiran dengan memberi kesempatan kepada para pemenang untuk menyampaikan apa saja yang mereka pikirkan dan rasakan.

Teman saya , sebagai salah seorang pemenang , Mr Rodex, mengawali sambutannya dengan mengatakan, bahwa dalam menjalankan tugas mengelola unit kerja yang dipimpinnya sebenarnya ia terinspirasi oleh hobinya sebagai seorang bikers, yang sering mengadakan touring bersama para anggotanya.

Dalam mengorganisasikan rombongan bikers biasanya setelah ditetapkan tujuan dan sasaran nya , akan ditunjuk seorang Field Marshal, atau kepala rombongan yang tugasnya pokoknya , memastikan semua rombongan sampai ditempat tujuan dengan selamat, sesuai prinsip tepat arah on right track, on the right time, tepat waktu dan tepat kecepatan, on the right speed .

Dalam menjalankan tugasnya Field marshal atau ketua rombongan , biasanya dibantu dengan wing captain, yang berposisi di sisi kanan /kiri rombongan, tugasnya memastikan agar anggota rombongan tidak keluar dari batas/ rambu2 yang telah ditetapkan, dan menjamin semua anggota berada dalam rombongan sesuai safety prosedur yang ditetapkan.

Dibelakang rombongan pun akan dikawal oleh tail captain, yang berfungsi menjaga rombongan agar jangan sampai ada anggota rombongan yang tertinggal.

Rombongan bikers itu katanya, dapat diibaratkan sebuah perusahaan, maka peran field marshal itu, sama dengan pemimpin perusahaan, yang tugasnya memastikan tercapainya visi dan misi serta sasaran perusahaan, agar perusahaan tetap pada jalurnya, arah, waktu dan kecepatannya.

Kadang-kadang seorang field marshal itu tidak selalu harus didepan, kadang-kadang bisa berada ketengah, bahkan kebelakang, dalam menjalani perannya itu , fungsi adalah ngemong, seperti angon bebek ,

Falsafah kepemimpinan jawa yang terkenal ialah ing ngarso sung tulodo,ing madyo mangun karso, tut wuri handayani .

Bahwa pemimpin itu tugasnya mengarahkan dan memberi contoh dan teladan, pemimpin yang ditengah berfungsi membangun semangat dan spirit team, agar tetap dalam semangat yang tinggi.
Dan pemimpin dibelakang sebagai motivator dan membangun kepercayaan diri team, dengan memberikan dorongan dan pemberdayaan.

Wing captain, ataupun tail captain, dalam sebuah perusahaan, fungsinya sama dengan para senior managers .

Saya merenungi makna kata-kata Pak Rodex , sebenarnya ini suatu nasehat tingkat tinggi dan sopan serta sangat halus, bahwa tindakan memimpin itu bukanlah menjadi boss atau majikan yang tahunya cuma menuntut dan meminta.

Memimpin itu adalah suatu tugas panggilan untuk melayani kehendak orang banyak, yang nota benenya merupakan kehendak Tuhan (vox populi vox dei), memimpin hakekatnya adalah memberi , ya itu memberi cahaya, agar rombongan manusia sampai ditempat tujuan dengan selamat.

Pemimpin ibarat lampu, yang mampu menarik laron, oleh karenanya pemimpin harus mempunyai pengikut, kalau tidak, ya bukan pemimpin namanya tapi atasan, atau boss atau majikan, yang hubungannya exploitative.

Pemimpin itu hubungannya dengan yang dipimpin itu explorative, saling memperkaya, kadang-kadang sebagai lokomotif penggerak, dilain waktu dia berperan seperti orang angon bebek dibelakang, mendorong supaya semua orang dalam rombongan yang dipimpinnya bergerak, diwaktu yang lain seperti lokomotif , menarik gerbong, agar manusia seisinya bisa jalan mencapai tujuannya.

Pemimpin selalu ada dimanapun sesuai fungsi dan kedudukannya dalam setiap strata kehidupan , dia tidak mungkin dihilangkan karena dia adalah gardu energi Tuhan, agar membawa jiwa kearah perbaikan mutu kehidupan.

walahualam bi shawab

1 komentar:

  1. Artikel yang sangat menarik dan inspiratif. Dari seluruh paparan artikel ini yang saya dapatkan, yaitu : Kepemimpinan bukan membentuk suatu kekuasaan akan tetapi memberi kuasa kepada orang banyak

    BalasHapus