Rabu, 18 Juni 2008

Das Sollen


Hidup bukan das sollen, tapi das sein, ia merupakan suatu kenyataan yang harus dialami dan dijalani dalam penjelajahan nanusia dalam ruang dan waktu, agar kebenaran dapat dirasakan sebagai bagian dari kedirian kita, dan bukan hanya difikirkan sebagai sesuatu diluar diri.

Dialektika kehidupan adalah suatu hal yang tak terelakkan sebagai bagian dari hukum dualitas harmonis dalam penciptaan alam semesta. Dualitas dalam kehidupan di alam semesta ini seolah-olah tampaknya bertentangan seperti dingin dan panas, api dan air, luar dan dalam, tapi hakikatnya adalah pasangan harmonis yang berinteraksi satu dan lainnya membentuk suatu realitas kebenaran.

Dunia ide tempatnya para pemikir bermain-main dengan konsep-konsep yang ada dialam mental, tempat segala kemungkinan berasal. Intelegensia yang berupa akal bergerak kesana kemari menggunakan kaki-kakinya , pikiran dan perasaan mencari informasi di alam realitas mental dan dari langit, serta informasi dari alam realitas materi , agar bisa menggambarkan suatu kebenaran di alam mental yang nantinya ditransmisikan kealam realitas agar menjadi wujud materi.

Das sollen dan das sein adalah bagian yang tak terpisahkan dari dualitas harmonis alam semesta itu , mungkin karena itulah dia menjadi tempatnya harapan yang memacu manusia untuk bertahan dialam materi ini.

Antara kenyataan dan keharusan saling berkejaran dan bersaing untuk menempati ruang mental manusia yang namanya persepsi, paham atau paradigma.

Untuk sebuah ide seringkali manusia bisa jadi sangat kejam dan absurd serta rela membunuh, Polpot untuk mewujudkan ide masyarakat utopis komunis tega membantai jutaan rakyat kamboja dibawah rezim Kmer merahnya, bahkan inquisisi yang dilakukan oleh gereja terhadap para pengikut yang telah dilabel sebagai kafir, infidel atau heretik mendapat perlakuan yang sama antara lain dibakar.

Hati- hati dengan ide karena belum tentu dia disinari oleh kebenaran yang bersumber dari yang tinggi, karena jiwa manusia demikian mudah diombang ambingkan oleh kenyataan bahwa informasi indrawi yang diperoleh dari pengamatan empiris dialam realitas materi bisa jadi kebenaran spekulatif, dan informasi alam mental bisa jadi bisa jadi terdistorsi oleh bisikan iblis yang mampu memutar balik keburukan menjadi baik dan sebaliknya.

Hati-hati dengan persepsi dan pemahaman karena dengan segala keterbatasannya ia menjadi tidak suci apalagi jika bertentangan dengan realitas kemanusiaan.Kebenaran bagaimanapun bukan hanya untuk difikirkan tapi juga harus bisa dirasakan dengan mengalaminya dan menjalani prosesnya . Kedua fakultas mental berupa pikiran dan perasaan adalah aset manusia untuk bisa mengetahui, memahami, merasakan, menghayati kebenaran dan menyadari keutuhannya.

Karena realitas alam dan manusia sesungguhnya wajah Tuhan yang penuh misteri , maka diperlukan kearifan dalam memahami kehendak Nya didalam berbagai peristiwa.

Gambaran realitas dialam mental akan menjadi realitas dialam fisik jika kita dapat memahami cara bekerjanya hukum-hukum/prinsip alam mental dan alam fisik, tanpa mengetahui itu maka cuma kekuasaan yang menawari jalan pintas, padahal kekuasaan itu mudah sekali terdistorsi (baca corrupted).

Walahualam bishawab

1 komentar:

  1. Hidup adalah perbuatan, kata Ketua PAN.
    Hidup adalah perlawanan, kata orang palestina (mungkin )

    Hidup adalah penuh dengan pertimbangan konsekwensi konsekwensi (ini menurut teman saya Dion)

    Hidup adalah tempat sementara menuju pulang...

    BalasHapus